Home » » budidaya lele

budidaya lele



TEHNIK BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp)
SECARA INTENSIF



(MODUL SINGKAT BUDIDAYA IKAN LELE)

Oleh : Faroh Haryanto, SPi

             PRAKATA


            Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, sehingga modul sederhana ini dapat terselesaikan dalam waktu yang singkat.
            Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasullullah Muhammad SAW, para aulia dan pengikutnya dari sejak dahulu hingga sekarang berturut-turut, sambung menyambung dalam ikatan yang nyata.
            Kegiatan budidaya lele memang menarik untuk dibicarakan. Permintaan masyarakat terhadap ikan lele ukuran konsumsi yaitu ukuran antara 7-17 ekor/kg terus meningkat. Kegiatan pembenihan dan pembesaran berkembang bagai jamur dimusim hujan. Masyarakat tertarik dengan budidaya ikan lele dikarenakan cara penangananya yang relative mudah, dan ketahanannya terhadap serangan parasit.
Tehnik budidaya intensif terprogram merupakan tehnik yang paling tepat, sebab dengan perkembangan tehnologi yang mendukung seperti pemberian pakan buatan, obat-obatan, penerapan probiotik dan perkembangan tehnik budidaya seperti konstruksi dan system manajemen kualitas air, dapat meningkatkan hasil secara maksimal.
Modul sederhana ini diharapkan bisa membantu semua pihak yang berkeinginan membudidayakan ikan lele. Akhir kata pengalaman dan kegagalan merupakan guru utama dan bahan pembelajaran menuju kesuksesan dalam usaha budidaya ikan lele.

Manisrenggo 5 Juli 2008

Penyusun






I.      PENDAHULUAN

Dari sekian banyak komoditas perikanan di Indonesia, lele merupakan komoditas yang popular dimasyarakat. Untuk memenuhi permintaan pasar yang begitu besar petani ikan membudidayakan lele secara intensif dikolam berkonstruksi beton dan kolam dari terpal. Sedangkan budidaya semi intensif dan alami terpusat pada budidaya dikolam tanah maupun disawah dengan mina padi atau tidak.
Dari 3 cara kegiatan budidaya tersebut apabila diinginkan hasil yang jelas dengan system yang terencana dengan mantap maka budidaya intensif yang dipilih, baik dilakukan dikolam beton maupun kolam terpal.
Keunggulan budidaya intensif diantaranya :
·         Diharapkan memperoleh hasil yang maksimal dengan kepadatan yang lebih tinggi.
·         Perencanaan dan target produksi lebih matang dengan perkembangan tehnologi yang diterapkan.
·         Terprogram dengan system yang mantap dalam hal pengelolaan kualitas air, manajemen pakan, pengendalian penyakit dan parasit serta tindakan pasca panen.
·         Lebih mudah dalam melakukan control karena system bisa dilihat jelas.
·         Penggunaan pakan buatan, obat-obatan, vitamin, maupun probiotik dapat diterapkan dengan mudah.
Adapun kegiatan budidaya pada umumnya dibagi menjadi 2 kegiatan yaitu pembenihan dan pembesaran yang keduanya akan dibahas lebih lanjut.

II.PEMBENIHAN

            Sebagian petani memilih kegiatan pembenihan karena hasil yang didapat lebih menguntungkan. Kegiatan pembenihan bisa menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat.

A.   INDUK
Induk harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
·         Strain jelas
·         Galur jelas, lebih baik induk bukan dari satu keturunan
·         Bebas penyakit / SPF
·         Tahan penyakit / SPV
·         Bobot induk antara 0,8 – 1,8 kg.  Ukuran induk ini merupakan masa dimana kemampuan pembentukan sel gonad maksimal. Bobot induk yang melebihi ukuran tersebut memerlukan masa recovery yang lebih lama.
Pemeliharaan induk
·         Kolam induk berketinggian minimal 1 m dengan kedalaman minimal 80 cm. Penutup jika diperlukan, untuk mencegah ikan melompat keluar kolam.
·         Induk jantan dan betina dipelihara dalam kolam yang terpisah.
·         Pakan alami diberikan sebanyak 3 % dari bobot induk. Pakan alami harus mengandung cukup gizi untuk menunjang masa recovery, pembentukan dan pematangan sel telur/sel sperma.
a.        LEMAK, komponen nutrisi yang berfungsi untuk perkembangan ovarium terutama asam lemak tak jenuh tinggi, diantaranya :
·         Asam eicosapentanoat (EPA)
·         Asam dakosaheksanoat (DHA)
EPA dan DHA mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan ovarium, fekunditas dan kualitas telur.
b.        PROTEIN, sitesis protein meningkat intensif selama proses maturasi
·         Ikan membutuhkan sumber protein dalam jumlah dan kualitas yang cukup
·         Profil asam amino pakan hidup/segar dapat menyediakan asam amino yang mendekati kebutuhan.
c.       KARBOHIDRAT, kandungan glukosa telur diasosiasikan dengan kualitas larva dan kondisi induk. Karbohidrat dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan pakan dan pengikat/binders yang ekonomis untuk transport nutrisi.
d.       VITAMIN
·         VITAMIN E, menunjang kualitas sperma, perbaikan laju penetasan dan antioksidan alami dalam kuning telur
·         VITAMIN C, menyuplai asam askorbat dalam ovarium dan maturasi, metabolisme kalsium dan fosfor.
·         VITAMIN A, berfungsi dalam perlindungan cadangan nutrisi dan perkembangan embrio dari kerusakan akibat oksidasi.
e.       MINERAL, untuk menaikkan daya reproduksi dan kualitas telur (kalsium, fosfor,magnesium, natrium, besi, mangan dan selenium.
Keuntungan pemberian pakan segar dikarenakan ketersediaan hormon-hormon perkusor yang dikandungnya mendekati kebutuhan ikan. Hormon metylfarnosoat yang meningkatkan kinerja reproduksi.
Pemberian protein hewani juga bertujuan memenuhi kebutuhan asam amino esensial dalam jumlah yang besar.
Kualitas pakan alami berpengaruh pada jumlah dan kualitas sel sperma/sel telur. Pakan segar yang bias diberikan diantaranya ikan segar, bekicot, usus ayam dan udang secara berkala. Contoh manajemen pemberian pakan pada induk bisa dilihat dalam tabel dibawah ini:
Bekicot
Ikan segar
Usus ayam
Udang
3 hari
3 hari
1 minggu 1x
1 minggu 1x

  • Pakan buatan diberikan cukup 1 % dari bobot induk setiap hari. Contoh : berat induk seluruhnya 100 kg, maka pakan buatan yang diberikan sebanyak 1 kg. Sebelum diberikan pakan dibasahi terlebih dahulu dan digumpal menjadi gumpalan-gumpalan yang mempermudah ikan untuk menelannya.
  • Penerapan garam diberikan apabila hujan deras yang dikhawatirkan mengandung kadar asam yang tinggi. Garam diberikan sebaiknya dengan diencerkan terlebih dahulu, yaitu untuk mencegah garam tertelan yang mengakibatkan mulut ikan terluka.
  • Probiotik dan tetes tebu sebagai media tumbuh diberikan jika kondisi perairan memburuk seperti bau yang tidak sedap, berwarna keabu-abuan (H2S) kehitam-hitaman (Amoniak) dengan kepekatan yang melebihi batas normal. Pemberian probiotik dan tetes tebu disertai flushing (pengurasan air sebagian) atau dikuras semuanya jika kondisinya sedemikian parah. Probiotik diberikan untuk menguraikan zat-zat beracun yang berbahaya dan merangsang pertumbuhan bakteri pathogen.
  • Induk yang habis dipijahkan sebaiknya dipelihara dalam kolam tersendiri. Hal ini bertujuan untuk menjaga stamina dan kompetisi pakan dengan induk lain. Induk yang habis memijah kondisi staminanya menurun.

B.   PEMIJAHAN
Pemijahan dilakukan didalam ruangan, dengan tujuan meminimalisir pengaruh dari luar dan kesetabilan suhu. Suasana tempat pemijahan dalam ruangan cenderung stabil. Larva yang baru menetas masih sangat rentan dengan perubahan lingkungan yang drastic. Hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
  • Kolam dibersihkan/dikuras dan disterilkan atau dikapur pada kolam beton.
  • Tinggi kolam ± 100 cm yaitu menghindari induk yang sedang memijah melompat.
  • Kedalaman air antara 25-30 cm
  • Kolam diberi perlakuan dengan garam 0,25 kg/m3 air untuk alkalinitas dan diberi antiseptic seperti iodhin secukupnya.
  • Media telur adalah kakaban yang sudah disterilkan dengan antiseptic dan dilengkapi dengan penindih kakaban. Kakaban dibuat dari ijuk yang sudah dirapikan, dijepit dengan bambu dengan kerapatan sedang untuk menghidari telur terjepit
Setelah semuanya disiapkan langkah selanjutnya dilakukan seleksi induk dari kolam induk.
·         Induk betina bisa dilihat dari perutnya yang membuncit. Bila diraba pada bagian  bawah perut terasa lunak. Alat kelaminnya terlihat merah dan membesar.
·         Induk jantan yang matang gonad terlihat pada alat kelaminnya yang merah, bengkak dan menonjol.
·         Perbandingan jumlah induk adalah 1 : 1 dengan bobot induk yang sama atau jika terjadi selisih tidak terlalu banyak (0-2 ons) untuk induk jantan.
Kemudian induk dilepaskan ke kolam pemijahan setelah sebelumnya direndam dalam antiseptic. Esok paginya jika terjadi pembuahan induk diangkat menggunakan seser dengan hati-hati agar tidak merusak telur.
Hari berikutnya (±48 jam) telur menetas. Batu penindih kakaban diangkat sehingga kakaban mengapung dan larva yang menetas akan berjatuhan. Setelah bersih dari larva, kakaban diangkat, dicuci dan disterilkan untuk digunakan lagi. Perkiraan jumlah/estimasi larva bisa dilakukan pada hari ketiga dengan melihat larva yang berkumpul disudut kolam.
Hari ketiga larva menetas mulai dikasih pakan cacing sutra yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran mulut larva.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan cacing :
  • Cacing diberok 1 hari untuk dibersihkan dari kotoran yang ada
  • Sebelum diberikan sebaiknya direndam dalam antiseptic
  • Ukurannya harus sesuai dengan ukuran mulut larva
  • Cacing bisa direndam dalam vitamin
  • Diberikan selama ±17 hari sampai dilakukan seleksi yang pertama
  • Pemberian pakan cacing harus secukupnya, tidak boleh berlebihan dan hindari cacing bergerombol. Pemberian pakan cacing yang berlebihan akan menyebabkan kualitas air menurun dan bisa menyebabkan kematian massal. Untuk mengatasi hal tersebut bisa dengan menambahkan probiotik sehingga kualitas airnya terjaga.
  • Pakan cacing diberikan 3 atau 4 kali dan setiap diberikan harus habis.
Sejak awal pemijahan sampai larva berumur 17 hari sering disinggung masalah media dan peralatan budidaya disterilkan dengan antiseptic. Kematian masal benih oleh bakteri pada saat pendederan lebih banyak disebabkan peralatan dan media yang tidak steril. Bisa juga penyakit tersebut terbawa oleh induk yang tidak disterilkan terlebih dahulu.
Bila larva sudah berumur ±17 hari dilakukan seleksi berdasarkan ukurannya dengan menggunakan saringan grading. Tujuan seleksi adalah menghasilkan benih yang seragam untuk menghindari kanibalisme, sebab lele bersifat kanibal. Grading untuk memproleh ukuran -1, 1 dan dogolan dan segera dipindahkan ke kolam pendederan.

b.    PENDEDERAN
Pendederan dilakukan di kolam yang sudah disiapkan minimal 3 hari atau lebih sebelum benih ditebarkan. Adapun persiapannya antara lain :
  • Kolam dikuras, kalau perlu dikapur lebih dahulu untuk kolam beton.
  • Kemudian kolam diisi air ± 50 cm
  • Kolam didesinfektan dengan antiseptic secukupnya
  • Kolam diberi perlakuan garam 0,5 kg/m3, tetes tebu 10 cc/ m3 dan probiotik sesuai dosis yang tertera pada label.
  • Benih ditebarkan apabila kolam sudah benar-benar siap, yaitu jika warnanya sudah menjadi kehijauan oleh plankton yang tumbuh. Apabila plankton tidak tumbuh bisa diberi bibit plankton dari kolam kultur plankton.
  • Kolam diberi pelindung untuk mengurangi sinar matahari secara langsung dan mengurangi fluktuasi suhu permukaan kolam, karena akan mengganggu ikan mengambil oksigen langsung dari udara bebas dengan alat Bantu (aborecent), jika padat penebarannya tinggi.
  • Flushing, siphon, dan penambahan probiotik dilakukan 3-5 hari 1x atau dengan melihat menurunnya kualitas air
Benih ditebarkan menurut ukuran/grade setelah dilakukan grading yang pertama. Dari tiga ukuran tersebut pakan yang diberikan juga berbeda. Untuk benih ukur -1 diber pakan cacing lagi sampai ± 5 hari, kemudian diteruskan dengan pakan tepung. Untuk benih ukur 1 diberikan pakan tepung, dan untuk dogolan diberikan pakan tepung kasar.
Pakan diberikan dicampur dengan vitamin setiap sore hari sesuai dengan ukuran dan kebutuhan benih. Jumlah pakan yang diberikan adalah 3 % dari berat biomassa ikan, misalnya ikan yang ditebarkan  1 kg maka jumlah pakan yang diberikan adalah 0,3 ons. Ada satu cara metode pemberian pakan yang dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan cara melihat 90 % ikan kenyang. Jika terlihat 90 % ikan kelihatan kenyang maka pemberian pakan dihentikan. Pemberian pakan dilakukan 3 x yaitu pagi pukul ± 06.00 sebelum panas, sore pukul ± 16.00 dan malam hari pukul ±21.00. Pemberian pakan malam hari pada musim kemarau sebaiknya diberikan setengahnya saja, sebab suhu kolam meningkat oleh plankton yang melakukan respirasi dalam jumlah banyak. Jika pemberian pakannya berlebihan akan mengurangi aktivitas ikan dalam mengambil oksigen dari udara langsung, dan kematian missal bisa terjadi.  Kelebihan pakan bisa dilihat pada perut yang menggelembung dan biasanya menggantung. Fenomena ini disebut buble disases.
Pada hari ke -27 sampai hari ke-30 (grading) benih sudah diberi pakan tepung kasar, dan hari 31-33 (grading) benih mulai diberi pakan -1 sampai hari ke 40 (grading). Untuk menghasilkan benih ukur 2, 2-3, dan 4 maka benih dipenen setelah hari ke 40.
Panen benih dan grading harus dilakukan dengan cepat dan hati-hati. Sebelum panen ikan dipuasakan 1 hari. Panen dilakukan sepagi mungkin sebelum matahari naik untuk mengurangi kematian massal. Oksigen juga harus disiapkan untuk pengangkutan benih jarak jauh.
III. PEMBESARAN

            Pembesaran ikan lele secara intensif dilakukan di kolam terpal atau kolam berkonstruksi beton. Konstruksi kolam diberi jarak untuk mempermudah control.  Hal –hal yamg perlu diperhatikan dalam persiapan pembesaran adalah :
  • Kolam dikuras, kalau perlu dikapur lebih dahulu untuk kolam beton.
  • Kemudian kolam diisi air  50-100 cm
  • Kolam didesinfektan dengan antiseptic secukupnya
  • Kolam diberi perlakuan garam 0,5 kg/m3, tetes tebu 10 cc/ m3 dan probiotik sesuai dosis yang tertera pada label.
  • Kolam dibiarkan 3 hari atau lebih sampai fitoplanktonnya tumbuh,  Untuk mempercepat pertumbuhan fitoplankton kolam bisa diberi bibit fitoplankton dari kolam kultur fitoplankton.
  • Benih ditebarkan apabila kolam sudah benar-benar siap, Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum matahari naik.
  • Benih sebaiknya dikarantina terlebih dahulu untuk menghindari serangan parasit dan melindungi luka yang terjadi selama pengangkutan. Karantina bisa dengan menggunakan perendaman dengan iodhin atau larutan garam dapur 10 ppm selama 30 menit.
  • Sebelum ditebar benih diaklimatisasi terlebih dahulu agar benih tidak stress di kolam yang baru.
  • Kepadatan disesuaikan dengan ukuran ikan, apabila kepadatannya tinggi maka manajemen kualitas airnya harus benar-benar diperhatikan !
Manajemen pakan dan kualitas air
  • Pakan diberikan 3 x sehari, pagi pukul ± 06.00 sebelum panas, sore pukul ± 16.00 dan malam hari pukul ±21.00.
  • Ukuran pakan disesuaikan dengan ukuran ikan dan jumlahnya 3 % bobot biomassa total ikan.
  • Pemberian vitamin sesuai dengan dosis yang tertera pada label. Pemberiannya  dengan cara dicampur pakan dan dibasahi dengan air sampai meresap. Setiap pakan yang diberikan juga harus dibasahi terlebih dahulu, karena pakan akan akan mengembang jika terkena air dan menyebabkan ikan kekenyangan.
  • Pemberian pakan jangan berlebihan sebab akan menurunkan kualitas perairan
  • Probiotik dan tetes tebu diberikan disertai flushing/pengurangan air 40% air kolam terutama jika terjadi kematian missal, dilakukan 3 hari berturut-turut.
  • Penyiponan /pembersihan sisa kotoran dilakukan setiap 4 hari sekali terutama pada sudut-sudut kolam, karena biasanya kotoran akan berkumpul disitu.

IV. PENGENDALIAN PARASIT DAN PENYAKIT

            Parasit dan penyakit merupakan salah satu penyebab menurunnya hasil produksi. Proses terjadinya serangan parasit merupakan interaksi dari tiga factor yaitu :
  • Pathogen
  • Inang
  • Lingkungan
Parasit akan berkembangbiak dengan baik apabila ada ikan (inang) dan lingkungan mendukung untuk pertumbuhan parasit. Untuk memotong interaksi ketiga factor penyebab terjadinya serangan parasit itu adalah dengan cara:
  • Memilih benih yang bagus, sehat dan tahan terhadap serangan parasit
  • Membasmi parasit dengan obat obatan dan perlakuan antiseptic pada benih yang akan ditebar, induk yang akan dipijahkan maupun pada saat grading/seleksi
  • Manajemen kebersihan lingkungan kolam budidaya
Penebaran benih untuk pertama kali sebaiknya dikarantina terlebih dahulu untuk mencegah penebaran parasit dari habitat awal.
Penurunan kualitas air disebabkan pencemaran zat-zat tertentu, sisa metabolisme ikan da pemberian pakan yang berlebihan. Penumpukan sisa pakan dan metabolisme ikan meningkatkan kadar Nitrit (NO2), Amonia (NH3) dan Hidrogen Sulfida (H2S). Zat-zat tersebut bersifat racun yang menurunkan stamina ikan dan merangsang bakteri pathogen seperti Vibrio sp dan Aeromonas sp untuk berkembang dengan cepat.
Cara menjaga kualitas air sebagai tindakan pencegahan serangan parasit adalah
  • Memberikan desinfektan sebelum kolam digunakan
  • Melakukan penyiponan secara berkala
  • Melakukan flushing/pergantian air disertai penambahan probiotik
  • Pemeriksaan kualitas air secara berkala meliputi suhu, kecerahan PH dan kandungan zat-zat organic/anorganik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan jika ikan terlanjur terserang penyakit :
  • Ikan segera dipuasakan (ikan yang sakit akan berkurang nafsu makannya dan menjaga kualitas air)
  • Segera pisahkan ikan yang sakit dan mati, jika memungkinkan di karantina dan jika tidak lebih baik dimusnahkan saja.
  • Segera menutup semua aliran air yang berhubungan dengan kolam lain, untuk mencegah penyebaran penyakit.
  • Melakukan tindakan preventif pertama yaitu mengurangi ketinggian air, jika parasit yang menyerang dari jenis protozoa (Ich, tricodina,dll) atau jamur saprolegnia segera ditebari dengan garam dapur yang telah diencerkan 30 gram/100 liter air.
  • Apabila penyakit yang menyerang disebabkan bakteri dengan gejala klinis seperti kulit melepuh, luka memerah di berbagai bagian tubuh, sirip atau sungut geripis dan lender yang berlebihan pada permukaan tubuh maka antibiotika seperti tetrasiklin, oxitetrasiklin, enrofloxacin dan colistin dapat diberikan dengan dosis 0,2-0,5 mg/ 1liter air
  • Apabila memungkinkan maka panen segera dapat dilakukan.
Sebenarnya sebab timbulnya serangan parasit lebih banyak disebabkan kualitas air yang buruk. Kualitas air yang buruk menyebabkan vitalitas ikan menurun dan apabila perairan terkontaminasi parasit, ikan yang lemah mudah terserang. Air media budidaya sebelum digunakan harus disterilkan. Sterilisasi dengan melihat sumber air yang digunakan. Air dari pam dan sumur perlu diendapkan terlebih dahulu. Sedang air dari sumber lain (sungai atau sumber lain yang diduga tercemar) disterilisasi dengan antiseptic. Pencegahan dengan pengelolaan kualitas air yang baik serta karantina terhadap ikan yang baru masuk merupakan cara yang terbaik untukmencegah timbulnya penyakit. Mencegah lebih baik daripada mengobati.

VII. PANEN DAN PASCA PANEN

Lele merupakan jenis ikan tidak bersisik dan kulitnya berlendir sehingga panen harus dilakukan dengan hati-hati agar ikan tidak terluka. Ikan yang terluka atau stress bisa menyebabkan timbulnya serangan penyakit terutama pada benih. Sedangkan apabila yang dipanen adalah ikan untuk konsumsi, kematian akan menyebabkan penurunan harga yang drastic.
Sebelum dipanen sebaiknya ikan dipuasakan terlebih dahulu agar seluruh isi perutnya keluar. Hal ini bertujuan agar kualitas air terjaga terutama pada saat pengangkutan.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam panen ikan lele:
  • Panen dilakukan sepagi mungkin sebelum suhu naik
  • Siapkan wadah besar dengan air bersih sebagai tempat ikan
  • Peralatan disiapkan yaitu seser, atau happa, antiseptic untuk benih
  • Ikan ditangkap setelah air benar-benar surut dan lakukan dengan hati-hati untuk menghindari ikan stress
  • Pengangkutan benih dengan jarak tempuh yang jauh dengan menggunakan kantung plastic yang diisi air dan oksigen.

VIII. PENUTUP

            Meskipun berton-ton produksi ikan lele permintaan masyarakat terus saja meningkat tajam, karena kepopulerannya.
            Kegiatan budidaya ikan lele secara intensif adalah pemecahan yang tepat jika bertujuan mendapatkan target waktu dan hasil panen sesuai yang diharapkan. System, sarana dan prasarana lebih mudah dijalankan, tetapi kemauan dan kemampuan/skill yang peling berperan penting dalam pelaksanaannya. Bagaimanapun juga kegagalan bisa saja terjadi, tetapi dengan kemauan yang keras untuk maju dan kemampuan terutama dari pengalaman langsung merupakan kunci sukses dalam usaha budidaya ikan lele.
DAFTAR PUSTAKA

Prihatono E, Rasidik J, Arie U. 2007. Mengatasi Permasalahan Budidaya Lele Dumbo. Penebar Swadaya: Jakarta.

Hernowo A, Rachmatun S.2001. Pembenihan dan Pembesaran Lele di Pekarangan, Sawah dan Longyam. Penebar Swadaya: Jakarta.

Andrianto K, Presentasi Parasit, Sebab Timbul Serangan dan Penanganannya pada Budidaya Ikan Lele. Sarasehan Tanggal 20 Juni 2008. Joton, Jogonalan, Kab. Klaten.













LAMPIRAN








PROGRAM PEMBENIHAN IKAN LELE
No
Umur
(hr)
Keterangan
Perlakuan
1
-
Persiapan kolam
Garam 0,25 kg/m3, antiseptic secukupnya
2
-
Pemijahan

3
-
Pengangkatan induk

4
1
Larva menetas, penindih kakaban diangkat

5
3-16
Pemberian pakan cacing yang sebelumnya diberok
Direndam dalam antiseptic, vitamin
Penambahan proboitik hari ketiga dan diulang setiap 7 hari
6
17
Seleksi, ganti air, puasa
Wadah benih ditetesi antiseptic secukupnya
7
18-25
1.    kecil diberi cacing 2-5 hari
2.    sedang diberi pakan lembut+vitamin (malam)
3.    besar diberi pakan lembutan kasar+vitamin (malam)
Penambahan proboitik dilakukan
8
26
Seleksi, ganti air, puasa
Wadah benih ditetesi antiseptic secukupnya
9
27-31
Pakan kasar+vitamin (malam)
Penambahan proboitik dilakukan
10
31-33
Pakan kasar+pakan 1+vitamin (sore)
Penambahan proboitik dilakukan
11
34
Seleksi, ganti air, puasa
Wadah benih ditetesi antiseptic secukupnya
12
35-40
Full pakan 1
Penambahan proboitik dilakukan
13
41
Seleksi, ganti air, puasa
Wadah benih ditetesi antiseptic secukupnya
14
41≤
Full pakan 1 sampai 1 hari sblm dijual
Penambahan proboitik dilakukan dan diulang setiap 7 hari

PROGRAM PEMBESARAN IKAN LELE
Ukur tebar    : 5-7
Padat tebar  : 200-400 ekor/m3
No
Umur
Keterangan
Perlakuan
Vitamin
1
-
Sebelum tebar benih 3-5hr
Probiotik, perlakuan garam, antiseptik

2
1
Puasakan


3
2
Puasakan


4
3
Hari pertama makan pelet
Antibiotic dicampur pakan, pemberiannya bisa sampai 5 hari berturut-turut terutama jika terjadi kematian masal

5
4-60

Probiotik setiap 7 hari/kondisi perairan memburuk. Pemberian probiotik optimal pada jam 9-10 pagi, semakin besar ikan maka pemberiannya ditambah. Pakan diberikan 3 % bobot tubuh dan dibasahi terlebih dahulu untuk menghindari ikan kekenyangan dan terjadinya buble disases.
Vitamin malam, cara pemberiannya dibasahi dengan air sampai meresap pada pakan, baru diberikan ke ikan lele
6
61<
Panen raya



Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015. adimarta